Masa Kanak-kanak dan Perkembangannya (BEDTIME STORY 2/13)

 

BEDTIME STORY (2)

Masa Kanak-kanak dan Perkembangannya

Oleh: Astri Dwi Andriani


Ilustrasi dari Google.


Elisabet B. Hurlock (dalam Hidayat, 2009:339) mengatakan bahwa perkembangan masa kanak-kanak ditandai dengan peningkatan-peningkatan di berbagai bidang. Peningkatan itu dapat terlihat pada kemampuan dan keterampilan berbicara, kemampuan memahami sesuatu dengan istilah, khususnya diri sendiri dengan bermacam-macamnya emosi yang berkembang, dan keterampilan-keterampilan lain pada bagian organ tubuhnya, seperti tangan yang dapat memukul dan kaki berfungsi untuk menendang. Bahkan, pada masa ini ada yang mengatakan sebagai masa “emas” untuk perkembangan otak (Golden Age). Memori yang masih kosong dapat dengan mudah menyimpan data-data berdasarkan pengamatan.

Memori seseorang terbentuk melalui tiga tahap, yakni input, penyimpanan, dan output. Dalam tahap input, kerja memori tidak sepenuhnya menyatakan kembali apa yang dilihat atau didengar, melainkan menyatakan dengan gagasan dan kemampuan berpikirnya sendiri. Dalam tahap penyimpanan, memori menyimpan hal-hal yang berkesan dalam hidup. Adapun dalam tahap output, memori membuka kembali apa yang telah diingatnya. Pada saat memahami dongeng, kerja memori akan menjadi lebih mudah karena anak berada dalam posisi rileks. Semangat meniru figur yang diinginkan menjadi lebih mudah dengan berkembangnya imajinasi.

Menurut Henry Guntur Tarigan dalam buku Dasar-dasar Psikosastra (dalam Hidayat, 2009:339) ada 10 ciri utama perkembangan anak usia 3, 4, dan 5 tahun:

a.       Perkembangan bahasa terjadi dengan sangat cepat;

b.       Anak-anak sangat aktif, jarak jangkauan pengetahuan mereka sangat pendek;

c.       Anak merupakan pusat dunia sendiri;

d.       Anak memiliki rasa keingintahuan mengenai dirinya sendiri;

e.       Anak membangun konsep-konsep melalui sejumlah pengalaman dari dekat, dari tangan pertama;

f.        Anak memiliki sedikit perasaan tentang waktu. Waktu merupakan “sebelum sekarang”, “sekarang”, dan “belum”;

g.       Anak mulai belajar imajinatif; dunia khayalan mengenai hewan-hewan yang dapat bicara dan magic/sihir seolah-olah amat nyata, bahkan merupakan kenyataan dalam pandangannya;

h.       Anak mendambakan keakraban dan keamanan dalam hubungan-hubungannya dengan keluarga dan orang lain;

i.         Anak mulai menyatakan kemandirian/keberdikarian;

j.         Anak mulai menentukan benar dan salah dalam kehidupan.

Dari 10 ciri perkembangan anak di atas adalah dasar-dasar anak belajar. Anak banyak melakukan pembelajaran penting sebagai dasar untuk menemukan jati diri di masa yang akan datang. Berbagai macam pembelajaran yang terdapat dalam masa kanak-kanak secara tidak sadar telah mengkonstruk kepribadiannya. Pada saatnya nanti, konstruk tersebut menurut Tarigan (dalam Hidayat, 2009:339) akan menjadi refleksi untuk berdaya-cipta. Apabila merujuk pada 10 ciri di atas, maka dongeng merupakan media yang tepat untuk mengembangkan imajinasi, menentukan benar dan salah, mengembangkan kerangka berpikir anak terhadap waktu, menambah pengetahuan kebahasaan, dan sebagai keakraban dengan keluarga.

Komentar

Postingan Populer