Indonesia jadi Kiblat Mode Busana Muslim Dunia


Indonesia jadi Kiblat Mode Busana Muslim Dunia, Mampukah?

Astri Dwi Andriani S Ikom
Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi UNPI
pic by: kabar24


Perkembangan mode busana muslim tanah air kian melesat. Tak kalah dengan desain pakaian lainnya, setiap bulannya selalu ada produk terbaru yang dikeluarkan baik oleh para desainer maupun produsen busana muslim lainnya.

Pagelaran fashion show busana muslim akbar pun tak luput diselenggarakan setiap tahunnya. Seperti yang terdekat saat ini adalah Fashion Art yang diusung oleh Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) yang akan diselenggarakan di Trans Luxury Hotel, tanggal 12-12-12 mendatang.

Tentunya pagelaran tersebut akan berdampak positif bagi perkembangan industri busana muslim tanah air. Dalam hal ini peran media massa sangat berpengaruh, sebagai ‘penyambung lidah’ desainer dan ‘mata’ masyarakat.

Di tengah geliat perkembangan fesyen Muslim, terdapat rasa optimisme yang tinggi dari perancang busana Muslim untuk menjadikan Indonesia sebagai sentra mode busana Muslim dunia. Mampukah?

Dari beberapa literatur dan referensi yang penulis baca, hal tersebut sangat mungkin terjadi. Pasalnya, perkembangan busana muslim saat ini jauh berkembang pesat dibanding belasan tahun lalu. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya para desainer busana Muslim yang semakin fokus pada rancangan busana yang syar’i.

Jika dahulu perancang busana Muslim seperti Ida Royani dan Ida Leman menghadirkan gaya busana Muslim yang berlapis, bertumpuk, dan berkesan gedombrongan. Kini telah hadir para desainer muda yang menampilkan rancangan busana Muslim yang lebih fashionable dan chic namun tetap memperhatikan kaidah-kaidah ke-Islaman.

Satu diantaranya adalah Itang Yunaz. Hasil rancangannya yang ready to wear banyak digunakan para professional mudah yang bekerja di lingkungan perkantoran. Namanya kian melambung saat baju koko rancangannya yang berlabel Preview selalu digunakan oleh Ustad Jeffry Al Bukhori (Uje) yang kini sedang naik daun.

Dalam hal ini, media massa (pers) sangat berperan dalam menyebarluaskan infomasi mengenai perkembangan mode busana muslim tanah air. Sehingga masyarakat kian gemar mengenakan pakaian Muslim, yang nantinya akan menghidupkan gairah mode Muslim Tanah Air.

Yang menjadi catatan penting penting mode busana Muslim tanah air adalah kehadiran Diandra Wahyu Utami. Wanita muda berusia 21 tahun ini telah mengharumkan nama Indonesia di mata internasional. 

Wanita yang menelurkan karya bernama Dian Pelangi ini berhasil masuk dalam International Fair of the Moslem World 2011 di Le Bourget, Paris, Perancis, 14-19 Desember 2011 lalu. Harapan Indonesia menjadi kiblat fesyen Muslim dunia pun semakin cerah.

Kepercayaan diri ini didasari atas fakta bahwa busana muslim rancangan desainer Indonesia, mendapat sambutan meriah sekaligus apresiasi dari masyarakat Eropa, di Paris khususnya. Rupanya, busana muslim kreasi desainer ternama tak hanya memukau di kalangan pecinta mode Indonesia saja, rancangan busana muslim Indonesia dianggap paling fashionable namun tetap sesuai pakem berbusana muslim.

Hal ini terbukti dari banyaknya pengunjung pameran yang berasal dari dari Tunisia, Morocco, Turki, Mesir, Yordania, Lebanon, Italia, Spanyol, dan Jerman yang tinggal di Prancis menggemari baju karya Dian Pelangi. Antusiasme masyarakat Eropa terhadap busana muslim Indonesia terlihat dari transaksi belanja di pameran.

Indonesia sendiri hadir memberikan sentuhan berbeda dalam fashion muslim, terutama penggunaan material yang istimewa, seperti kain tradisional khas nusantara, seperti jumputan (teknik celup), songket, maupun batik.

Indonesia tak hanya menghadirkan busana muslim yang kreatif, unik, dan berkarakter khas. Cara perempuan Indonesia berkerudung juga menjadi perhatian dunia, setidaknya di Paris, sebagai kota referensi fashion. Termasuk cara berkerudung Dian dengan gayanya yang unik dan menarik seperti turban atau model lilit.

Hal ini didukung oleh semakin banyaknya perancang Tanah Air yang semakin mengibarkan nama mereka seperti Iva Lativah, Meeta Fauzan, Ernie Kosasih, Toera Imara, Herman Nuary, Zareena Servia, Betty Achyar, Eryani Jusuf, Nina A’zura, Fenny Sofia, Ning Zulkarnain, Hennie Noeraeni, Milana Qee, Ahmad Zaki, dan Yanna Diah Kusumawati.

Tidak ketinggalan, pendatang baru seperti Iezye Asyifa, Errin Ugaru, Lisma D Gumelar, Anti Dewi, Ani Shebe, dan Rya Baraba akan semakin menyemarakan geliat perkembangan mode busana Muslim Indonesia.

Busana muslim kini memang tak bisa dianggap sepele. Berdasarkan catatan Kompas, transaksi luar biasa dari sektor busana muslim di pasar dunia yang mencapai 96 miliar dollar AS atau sekitar Rp 820,799 triliun, tak salah jika Jakarta mencanangkan diri menjadi pusat mode busana muslim dunia.(*)

Komentar

Postingan Populer