Komunikasi Efektif (3)
Ciptakan
Komunikasi Efektif di Dalam Kelas (3-habis)
Astri D
Andriani S Ikom
Alumni Fikom
Universitas Putra Indonesia Cianjur
pic: by google |
Pada dasarnya, komunikasi dapat dikatakan efektif apabila kegiatan komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua
arah, yaitu dengan munculnya feedback
dari pihak penerima pesan atau komunikan.
Manurut Hardjana (2003), komunikasi dapat efektif apabila pesan dapat diterima
dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh
pengirim pesan. Pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan
untuk hal itu.
Sementara itu, dalam buku
Make Yourself A Leader yang ditulis oleh Aribowo
Prijosaksono dan Ping Hartono,
terdapat lima hokum efektivitas komunikasi (the
five laws of effective communication) yang dapat membantu seseorang untuk
melakukan komunikasi yang efektif.
Hukum #1: Respect
Rasa hormat dan saling menghargai (respect) merupakan hukum pertama yang
dapat kita gunakan saat berkomunikasi dengan orang lain. Siapapun itu, umumnya
seseorang selalu ingin dihargai dan dianggap penting.
Jika guru harus mengkritik atau
memarahi siswa, idealnya guru bisa melakukannya dengan penuh respek terhadap
harga diri dan kebanggaan seseorang. Karena kritikan yang keras, terkadang akan
mematahkan semangat siswa. Mengingat emosional siswa yang masih labil.
Hukum #2: Empathy
Empati adalah kemampuan seseorang
untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain
(merasakan perasaan orang lain, red).
Salah satu prasyarat utama dalam
memiliki sifat empati adalah kemampuan guru untuk mendengarkan atau mengerti
terlebih dulu bagaimana kondisi siswa sebelum didengarkan atau dimengerti oleh
peserta didik.
Guru perlu memahami dan mendengar siswa
terlebih dahulu untuk dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan dalam
membangun sinergi dengan orang lain. Dengan begitu, diharapkan proses
pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan lancar.
Selain itu, rasa empati juga akan
memberikan kemampuan kepada guru untuk menyampaikan pesan (message) dengan baik kepada siswa. Cara dan sikap empati juga akan
memudahkan penerima pesan (komunikan), dalam hal ini murid untuk menerima pesan
dan materi pelajaran yang telah guru sampaikan.
Hukum #3: Audible
Hukum selanjutnya adalah audible,
artinya pesan dapat diterima dan dimengerti oleh penerima pesan (komunikan) dengan
baik. Guru sebaiknya menyampaikan materi dengan bahasa yang dapat dimengerti
oleh siswa. Seperti gaya bahasa tutur, maupun gaya bahasa populis (bahasa yang
tengah populer di masyarakat).
Hukum #4: Clarity
Hukum keempat dalam membangun
komunikasi yang efektif adalah pesan yang kita sampaikan harus jelas sehingga
tidak menimbulkan penafsiran yang berlainan. Pesan yang dapat menimbulkan
berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.
Hindari kata-kata yang bermakna
ganda atau memancing ambiguitas. Seperti kata ‘bisa’. Kata ‘bisa’ dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang (dapat, red) atau cairan beracun dari
ular.
Selain itu, guru juga sebaiknya
menghindari kata teknis atau bahasa asing yang hanya dimengerti sebagian orang
saja. Jika terpaksa, idealnya guru memberikan penjelasan atau pengertian
tambahan disertai contoh.
Hukum #5: Humble
Hukum kelima dalam membangun
komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur
yang terkait dengan hukum pertama, yaitu respect. Untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita
miliki. Sikap rendah hati adalah sikap yang penuh melayani, sikap menghargai,
mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong, tidak memandang rendah orang
lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh
pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.(*)
Komentar
Posting Komentar