TEORI KOMUNIKASI YANG BERASAL DARI SOSIOLOGI
Social Category Theory
Melvin
L DeFleur selaku pakar yang menampilkan teori ini mengatakan bahwa Teori
Kategori Sosial kadang – kadang tumpang tindih dengan Teori Perbedaan
Individual, tetapi berasal dari sumber yang secara disipliner amat berbeda.
Teori
Kategori Sosial menyatakan adanya perkumpulan – perkumpulan, kebersamaan –
kebersamaan atau kategori – kategori sosial pada masyarakat urban – industrial
yang perilakunya ketika diterpa perangsang – perangsang tertentu hampir –
hampir seragam.
Cirri
– cirinya adalah masalah usia, seks, pendapatan, pendidikan, pemukiman atau
pertalian yang bersifat religious. Sebagai ilustrasi dalam hubungannya dengan
komunikasi massa, dapat disebut antara lain majalah model yang amat jarang
dibeli oleh kaum pria; sebaliknya artikel mengenai permainan catur amat langka
dibaca kaum wanita.
Asumsi
dasar teori Kategori Sosial adalah teori
sosiologis yang menyatakan bahwa meskipun masyarakat modern sifatnya
heterogen, penduduk yang memiliki sejumlah cirri yang sama akan mempunyai pola
hidup tradisional yang sama. Persamaan gaya, orientasi dan perilaku akan
berkaitan dengan suatu gejala seperti pada media massa dalam perilaku yang
seragam. Anggota – anggota dari suatu kategori tertentu akan memilih pesan
komunikasi yang kira – kira sama, dan menanggapinya dengan cara yang hampir
sama pula. Teori Kategori Sosial merupakan formula yang lebih bersifat
penjelasan daripada pembahasan, tetapi sejauh dapat digunakan sebagai landasan
untuk prediksi kasar dan sebagai pedoman untuk penelitian, teori tersebut dapat
berfungsi sebagai teori sederhana untuk studi media massa.
Dalam
kaitannya dengan Teori Perbedaan Individual ditegaskan oleh DeFleur bahwa jika
Teori Perbedaan Individual menyajikan pandangan mengenai proses komunikasi yang
lebih konsisten dengan penemuan – penemuan dari psikologi umum, maka Teori
Kategori Sosial konsisten dengan dan tampaknya berasal dari sosiologi umum
mengenai massa. Apabila keduanya diambil akan membawa teori kontemporer
mengenai komunikasi massa ke suatu titik di mana baik permbedaan sosial (social defferentation) dari teori
sosiologi, maupun perbedaan individual dari teori psikologi, perlu
diperhitungkan. Kedua teori itu mewakili modifikasi dari S – R, yakni teori
Stimulus Response atau teori rangsangan tanggapan yang bersifat mekanistis, di
satu sisi mengganti proses psikologis yang laten, dan di sisi lain menggantii
keseragaman dalam kategori sosial sebagai variable antara rangsangan dan
tanggapan komunikasi.
Dalam
kaitannya dengan teori itu, DeFleur mengutip formula Lasswell yang terkenal
itu, yang menurut DeFleur merupakan panduan
dari kedua teori tadi dengan variable
– variabel situasional terkait. Seperti telah diterangkan, menurut Lasswell
cara yang tepat untuk menjelaskan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan
– pertanyaan: “who says what in which
channel to whom with what effect.”
DeFleur
selanjutnya mengatakan bahwa seraya kedua teori komunikasi massa itu tetap
berguna dan kontemporer, diperlukan tambahan seperangkat variabel antara, yakni
antara rangsangan media dengan tanggapan khalayak. Elaborasi tambahan bagi
formula S – R itu menunjukkan pengakuan akan peranan pola – pola interaksi
antara para anggota khalayak sasaran komunikasi.
Social Relationship Theory
Teori
yang diketengahkan juga oleh Melvin DeFleur ini menunjukkan bahwa hubungan
sosial secara informal berperan penting dalam mengubah perilaku seseorang
ketika diterpa pesan komunikasi massa. Kenyataan menunjukkan bahwa berdasarkan
hasil penelitian di Amerika, ternyata bahwa orang – orang diterpa media massa
jumlahnya terbatas. Kebanyakan penduduk memperoleh informasi mengenai kampanye
pemilihan umum dari orang – orang lain yang mendapat informasi pertama dari
media massa. Suatu penelitian menemukan adanya semacam kegiatan informasi
melalui dua tahapan dasar. Pertama, informasi bergerak dari media kepada orang
– orang yang secara relative banyak pengetahuannya (well informed); kedua, informasi bergerak dari orang – orang itu
melalui saluran antarpribadi (interpersonal
channels) mereka yang kurang diterpa media dan banyak bergantung pada
oranglain mengenai suatu informasi. Situasi komunikasi seperti ini dikenal
sebagai arus komunikasi dua tahap (two
step flow communication).
Orang
yang sering terlibat dalam komunikasi dengan media massa itu disebut pemuka
pendapat sebagai terjamahan dari opinion leader, karena segera dijumpai bahwa
mereka berperan penting dalam membantu pembentukan pengumpulan suara dalam
rangka pemilihan umum. Mereka tidak hanya meneruskan informasi, tetapi juga
interpretasi terhadap pesan komunikasi yang mereka terima. Sejenis pengaruh
pribadi (personal influence) ini
segera diakui sebagai arus komunikasi dua tahap.
Situasi
komunikasi yang merupakan hasil penelitian seperti yang dilakukan oleh
Lazarferld, Berelson dan Gaudet tahun 1940 di Erie County, Ohio, Amerika
Serikat, dan menjadi landasan teori DeFleur ini juga telah di lakukan dalam
bidang kehidupan lainnya, misalnya di kalangan petani. Di situ tampak bahwa
adopsi teknologi baru dalam bidang pertanian merupakan proses yang erat
kaitannya dnegan proses komunikasi massa. Masyarakat tani merupakan masyarakat
di mana keluarga tani secara individual memiliki keterkaitan sosial yang kuat
dnegan tetangga – tetangganya. Jika suatu gagasan baru datang dari luar,
interpretasi yang diberikan para tetangga bisa merupakan hal yang penting
tetapi, kritis dalam menentukan berlangsungnya adopsi.
Komentar
Posting Komentar