Sifat Word of Mouth Communication (Pemasaran dari Mulut ke Mulut)
Sifat Word of Mouth Communication
(Pemasaran dari Mulut ke Mulut)
Oleh: Astri Dwi Andriani
Picture by google |
Sedangkan bila dilihat dari sifatnya, maka WOM dapat
dibagi ke dalam 2 jenis (Harasi,
2006):
1.
Negative
WOM
Merupakan bentuk WOM yang bersifat negatif dan membahayakan
kesuksesan perusahaan. Dikatakan bahaya karena, konsumen yang tidak puas akan
menyebarkan ketidakpuasannya tersebut kepada orang lain.
2.
Positive
WOM
Kebalikan dari WOM negatif adalah WOM yang positif. WOM ini sangat berguna bagi
perusahaan dan memiliki dampak serta efek pada keputusan pembelian konsumen. Dengan WOM ini tentu saja, pihak perusahaan akan merasa
diuntungkan, karena informasi mengenai barang/jasa yang mereka buat dapat
menyebar dengan baik.
Untuk melihat gambaran mengenai komparasi seperti apa
yang mungkin timbul terkait dua karakteristik dan sifat WOM di atas, tampaknya
kita perlu melihat hasil penelitian Februadi dan Kusdibyo dalam Harsasi (2006)
yang menunjukkan bahwa: “WOM negatif mempunyai kekuatan pengaruh yang lebih
tinggi dibandingkan WOM yang positif, konsumen cenderung untuk mempercayai WOM
negative karena sifat alaminya yang menghindari resiko.”
Harasi (2006) bahkan mengungkap hasil temuannya, yang
menunjukkan bahwa: “Konsumen yang puas hanya akan menceritakan kepuasannya
tersebut hanya pada sekitar 5 orang saja, sebaliknya bila ia tidak puas maka ia
akan menceritakan ketidakpuasannya itu pada sekitar 9 orang.”
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Kotler dan Keller (2009),
yakni: “Konsumen yang puas akan menceritakan kepuasannya hanya pada tiga orang
di sekelilingnya saja. Sementara, bila ia
tidak puas maka ia akan menceritakannya pada sebelas orang di sekitarnya.” Harsasi (2006)
mengungkapkan bahwa jika masing-masing orang tersebut menceritakan hal yang
sama kepada orang lain, maka efek WOM akan meningkat secara eksponensial.
Sementara itu, Praswati (2009) WOM banyak diincar oleh para pemasar karena memiliki biaya yang
lebih murah dibandingkan dengan metode pemasaran biasa, selain itu WOM juga memiliki efisiensi yang
lebih besar, mengingat yang diincar oleh WOM adalah komunitas. Lovelock
dalam Praswati (2009) mengemukakan bahwa:
“Pendapat yang diberikan konsumen tentang pengalaman
servis memiliki pengaruh yang lebih kuat dibanding iklan atau tenaga penjual
terhadap keputusan pembelian.”
Komunikasi
dari mulut ke mulut (words of mouth) masih merupakan jenis aktivitas
pemasaran yang paling efektif di Indonesia (vibiznews, Oktober 2007). Menurut Brown
(2005), Words of Mouth (WOM) terjadi
ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu
merk, produk, layanan atau perusahaan tertentu pada orang lain. Apabila
pelanggan menyebarkan opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai WOM
positif tetapi bila pelanggan menyebarluaskan opininya mengenai keburukan
produk maka disebut sebagai WOM negatif.
Daftar Pustaka:
Harsasi Meirani, WOM
dalam Industri Jasa: Kaitannya dengan Sikap dan Kemungkinan Membeli, Jurnal Bisnis
Strategi, Vol.15, 2006.
Praswati Aflit Nuryulia. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengeruhi Komunikasi Word of Mouth terhadap Minat Guna Jasa
Ulang (Studi Kasus pada PT Nasmoco di Semarang), Tesis, Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
Vibiznews-Sales
& Marketing, Buzz Marketing, Paling
Efektif di Indonesia,
Journal phpvbis Emotional Benefit.htm, 25 Oktober, 2007.
Komentar
Posting Komentar