Strategi Penciptaan Word Of Mouth (WOM)

Strategi Penciptaan WOM 
Oleh: Astri Dwi Andriani
pict by google

Seperti yang disebutkan oleh Handi Irawan (2012), bahwa salah satu karakteristik unik konsumen Indonesia adalah suka berkumpul (like to socialize). Karakter seperti ini dapat dimanfaatkan untuk menjalankan strategi word of mouth (WOM). Kotler dan Keller (2009) membubuhkan bahwa aspek kunci jaringan sosial adalah berita dari mulut ke mulut (word of mouth) serta jumlah dari sifat percakapan dan komunikasi antar berbagai pihak. Didukung oleh orang Indonesia yang sangat sosial, ini menjadi tempat WOM yang bagus. WOM perlu mempertimbangkan banyak hal, para pemasar harus memahami para calon konsumennya. Bahasa marketing berbeda dengan bahasa perusahaan. Bahasa marketing merupakan bahasa yang digunakan masyarakat itu sendiri.
Satu hal yang terkandung dalam WOM adalah story telling, cerita ini menjadi bumbu yang menarik untuk sebuah promosi.
Advertising memang dapat membangkitkan kesadaran sesorang, namun WOM tetap menjadi sebuah faktor yang menentukan karena orang yang membeli produk dipengaruhi oleh referensi dari orang lain.
Strategi word of mouth berkaitan erat dengan reference groups. Kelompok yang dijadikan sumber referensi oleh konsumen ini tediri dari teman-teman, tetangga, perkumpulan, dan keluarga. Dalam memutuskan membeli, konsumen biasanya mengandalkan opini dari kelompok referensi daripada informasi dari iklan atau tenaga penjual. 
Metode menciptakan word of mouth berdasarkan penelitian Diamond Management & Technology Consultant yang dikutip dari Saptaningsih Sumarni, terdapat beberapa bentuk WOM pada antara lain: 
a.       Buzz marketing, menggunakan kegiatan hiburan atau berita yang bagus supaya orang membicarakan brand perusahaan. 
b.      Evangelist marketing, yakni “menanam” para penyebar berita (evangelist), pembicara atau relawan yang menjadi pemimpin dalam aktivitas penyebaran secara aktif atas nama anda. 
c.       Community marketing, membentuk atau mendukung ceruk komunitas (niche community) yang dengan senang hati membagi ketertarikan mereka terhadap brand, menyediakan alat, konten, dan informasi untuk mendukung komunitas tersebut. 
d.      Conversation creation, iklan yang menarik atau lucu, e-mail, hiburan untuk memulai aktivitas WOM. 
e.       Influencer marketing, mengidentifikasi komunitas kunci dan opinion leader yang dengan senang hati menceritakan produk dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini orang lain. 
f.       Cause marketing, memberikan dukungan untuk program sosial melalui pengumpulan dana untuk mendapatkan respek dan dukungan dari orang-orang yang memiliki concern yang sama dengan perusahaan. 
g.      Viral marketing, menciptakan pesan yang menghibur dan informatif yang didesain untuk disebarkan secara eksponensial melalui media elektronik atau e-mail.
h.      Grassroots marketing, mengatur dan memotivasi relawan untuk terlibat secara personal dalam kegiatan perusahaan. 
i.        Brand blogging, menciptakan blog dan berpartisipasi dalam blogosphere, dalam semangat keterbukaan, komunikasi transparan, berbagi informasi nilai yang mungkin dibicarakan komunitas blog. 
j.        Product seeding, menempatkan produk yang tepat di tangan yang tepat, pada waktu yang tepat pula, menyediakan informasi atau sample untuk individu berpengaruh. 

k.      Referral programs, menciptakan alat bagi pelanggan yang puas agar mereka merekomendasikan produk yang sama kepada teman-temannya. 15








Catatan Kaki: 

15) Sumarmi, Saptaningsih, Fenomena Word of Mouth Marketing dalam Mempengaruhi Keputusan Konsumen. Diakses pada 15 Februari 2016 dari www.lipy.ac.id



Komentar

Postingan Populer