Etika Komunikasi dalam Al-Qur'an
1. Qaulan Sadida
Qaulan Sadidan
berarti pembicaran, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi
(materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa). Dari segi substansi,
komunikasi Islam harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran, faktual,
hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau
memanipulasi fakta. Pernyataan tersebut sesuai dengan QS. 4:9
9. Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.
2. Qaulan Baligha
Kata baligh
berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya. Qaulan Baligha artinya
menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah
dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak
berbelit-belit atau bertele-tele. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara
dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas
komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka. Hal ini sesuai
dengan QS An-Nissa :63
63. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah
mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari
mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan
yang berbekas pada jiwa mereka.
3. Qaulan
Ma’rufa
Kata Qaulan
Ma`rufan disebutkan Allah dalam QS An-Nissa :5. Qaulan Ma’rufa
artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran
(tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa
juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat).
5. Dan janganlah kamu serahkan kepada
orang-orang yang belum sempurna akalnya [268], harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka
belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka
kata-kata yang baik.
4. Qaulan Karima
Qaulan Karima
adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan,
enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam ayat tersebut perkataan
yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua orangtua. Kita dilarang
membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti hati
mereka. Qaulan Karima harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan
kedua orangtua atau orang yang harus kita hormati. Dalam konteks
jurnalistik dan penyiaran, Qaulan Karima bermakna mengunakan kata-kata yang
santun, tidak kasar, tidak vulgar, dan menghindari “bad taste”, seperti jijik,
muak, ngeri, dan sadis. Hal ini sesuai
dengan QS. Al-Isra : 23.
23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia [850].
5. Qaulan Layina
Qaulan Layina
berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan
penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Dalam Tafsir Ibnu Katsir
disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata
kata terus terang atau lugas, apalagi kasar. Ayat di atas adalah perintah
Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara lemah-lembut, tidak kasar,
kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati komunikan (orang yang diajak
berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima pesan
komunikasi kita.
Dengan demikian,
dalam komunikasi Islam, semaksimal mungkin dihindari kata-kata kasar dan suara
(intonasi) yang bernada keras dan tinggi. Hal ini sesuai dengan QS. Thaha: 44.
44. maka berbicaralah kamu berdua kepadanya
dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".
6. Qaulan
Maysura
Komunikasi
merupakan terjemahan kata communication yang berarti perhubungan
atau perkabaran. Communicate berarti memberitahukan atau
berhubungan. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dengan
kata dasarcommunis yang berarti sama. Secara
terminologis, komunikasi diartikan sebagai pemberitahuan sesuatu (pesan)
dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan suatu media. Sebagai
makhluk sosial, manusia sering berkomunikasi satu sama lain. Namun, komunikasi
bukan hanya dilakukan oleh manusia saja, tetapi juga dilakukan oleh
makhluk-makhluk yang lainnya. Semut dan lebah dikenal mampu berkomunikasi
dengan baik. Bahkan tumbuh-tumbuhanpun sepertinya mampu
berkomunikasi. (QS. Al-Isra: 28).
Qaulan Maysura
bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami
oleh komunikan. Makna lainnya adalah kata-kata yang menyenangkan atau berisi
hal-hal yang menggembirakan. Komunikasi dilakukan oleh pihak yang
memberitahukan (komunikator) kepada pihak penerima (komunikan). Komunikasi
efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator
dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi
salah persepsi.
28. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk
memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada
mereka ucapan yang pantas [851].
Komentar
Posting Komentar