Pengertian Filsafat
#1 PENGERTIAN FILSAFAT
Secara
etimologis kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yakni philosophia. Philosophia terdiri dari dua kata, yaitu philein yang berarti mencintai atau philia yang berarti cinta serta sophos yang berarti kearifan atau
kebijaksanaan. Dari asal kata tersebut, melahirkan kata dalam bahasa Inggris
yakni philosophy yang diterjemahkan
sebagai cinta kearifan/ kebijaksanaan.
Kismiyati
EL Karimah sendiri mengartikan cinta sebagai suatu dinamika yang menggerakan
subjek untuk bersatu dengan objeknya dalam arti dipengaruhi dan diliputi
objeknya. Sedangkan kearifan atau kebijaksanaan diartikan sebagai ketepatan
bertindak.
Filsafat
sendiri, menurut El Karimah merupakan suatu bentuk pemikiran manusia mengenai
segala Sesutu dengan meninjau sebag – sebabnya yang terdalam dengan menggunakan
kekuatan akal manusia sendiri.
Orang
pertama yang menggunakan kata philosophia
adalah Pythagoras (572 – 497 SM). Sejak saat itu, banyak filsuf yang telah
merumuskan pengertian filsafat. Pengertian filsafat dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Filsafat
sebagai suatu sikap
Filsafat
merupakan sikap terhadap kehiduapan dan alam semesta. Bagaimana manusia yang
berfilsafat dalam menyikapi hidupnya dan alam sekitarnya. Sekap kedewasaan
secara kefilsafatan adalah sikap yang menyelidiki secara kritis, terbuka dan
selalu bersedia meninjau persoalan dari semua sudut pandang.
2. Filsafat
sebagai suatu metode
Berfilsafat
adalah berfikit secara reflektif, yaitu berfikir dengan memperhatikan unsure di
belakang objek yang menjadi pusat pemikirannya.
3. Berfilsafat
sebagai kumpulan persoalan
Filsafat
merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah manusia yang paling hakikat.
Misalnya di mana nyawa itu berada, apakah Tuhan itu ada, apakah kebenaran itu,
apakah keadilan itu, dan lain sebagainya.
4. Filsafat
merupakan system pemikiran
Dalam
sejarah filsafat telah dirumuskan sistem – sistem pemikiran dari Socrates,
Plato, dan Aristoteles. Hasil pemikiran dari beberapa nama tersebut yang
disebut sistem filsafat.
5. Filsafat
merupakan analisis logis
Analisis
terhadap arti bahasa merupakan tugas pokok dari filsafat. Para tokoh filsafat
analitis berpendapat bahwa tujuan filsafat adalah menyingkirkan kekaburan –
kekaburan dengan cara menjelaskan arti dari suatu istilah, baik yang dipakai
dalam ilmu maupun dalam kehidupan sehari – hari. Yang dimaksud dengan
menganalisis adalah menetapkan arti secara tepat dan memahami saling hubungan
di antara arti – arti tersebut.
6. Filsafat
merupakan suatu usaha untuk memperoleh pandangan secara menyeluruh
Filsafat
mencoba menggabungkan kesimpulan – kesimpulan dari berbagai macam ilmu serta
pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang menyeluruh.
Objek
kajian filsafat sendiri adalah segala sesuatu realitas baik realitas yang
tampak maupun realitas yang tidak tampak. Misalnya realitas tentang manusia,
hukum, politik, kebenaran, Tuhan dan lain sebagainya. Objek kajian filsafat
didekati dan dicari sebab – sebabnya yang terdalam sampai menemukan hakikat
atau essendi dari objek tersebut.
Hakikat
dari sesuatu haruslah mempunyai sifat – sifat berikut:
1. Umum,
artinya dapat diterapkan secara luas,
2.
Abstrak,
artinya tidak dapat ditangkap dengan
pancaindera, dan hanya dapat ditangkap dengan akal, dan
3.
Mutlak,
harus terdapat pada sesuatu hal, sehingga halnya menjadi ada.
Dalam
kamus filsafat (dalam El Karimah) pengertian filsafat didefinisikan sebagai
berikut:
1. Upaya
spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang
seluruh realitas.
2. Upaya
untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
3. Upaya
untuk menentukan batas – batas dan jangkauan pengetahuan : sumbernya, hakikatnya,
keabsahannya, dan nilainya.
4. Penyelidikan
kritis atas pengandaian – pengandaian dan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan
oleh berbagai bidang pengetahuan/
5. Disiplin
ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang kita katakana dan untuk
mengatakan apa yang kita lihat.
Untuk
memulai perenungan filsafat, Descrates memberikan contoh yang dapat kita
pelajari (Kattsoff, 1992:34). Menurut Descartes, ada beberapa tahapan untuk
memulai perenungan filsafat, yaitu:
1. Menyadari
adanya masalah
Apabila
seseorang menyadari bahwa ada sesuatu masalah, maka orang tersebut akan mencoba
untuk memikirkan penyelesaiannya.
2. Meragu
– ragukan dan menguji secara rasional anggapan – anggapan
Setelah
selesai dirumuskan, mulailah menguji pengetahuan yang diperoleh melalui indera
dan meragukannya.
3. Memeriksa
penyelesaian – penyelesaian yang terdahulu
Setelah
menguji pengetahuan perlu pertimbangkan penyelesaian – penyelesaian yang telah
diajukan mengenai masalah yang bersangkutan.
4. Mengajukan
hipotesis
5. Menguji
konsekuensi – konsekuensi
Mengadakan
verifikasi terhadap hasil – hasil penjabaran yang telah dilakukan.
6. Menarik
kesimpulan
Kesimpulan
yang diperoleh dapat merupakan masalah baru untuk diuji kembali dan seterusnya.
Komentar
Posting Komentar