Pengertian Komunikasi

1.1.        Komunikasi
Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kegiatan komunikasi. Dalam bukunya Psikologi Komunikasi, Jalaluddin Rakhmat menyebutkan waktu bangun manusia dihabiskan oleh kegiatan komunikasi. Komunikasi manusia berlangsung di sekolah, di rumah, di masjid, di terminal, di pasar, di rumah sakit, di kantor kecamatan, di dapur, bahkan di depan televisi.
Teori komunikasi yang paling terkenal dan paling banyak dipakai mahasiswa dan dosen disiplin ilmu komunikasi adalah karya Harold Lasswell. Dalam teorinya, Lassweell mengungkapkan bahwa: communication is who say what in which channel to whom in what effect. Yang artinya komunikasi adalah siapa berkata apa kepada siapa dengan media apa dengan timbal balik apa.
Dari teori tersebut dapat diambil lima komponen dasar dalam komunikasi, yakni:
1.    Komunikator, yakni orang yang mengirimkan pesan;
2.    Komunikan, yakni orang yang menerima pesan;
3.    Pesan, yakni informasi yang disampaikan dari komunikator kepada komunikan;
4.    Media, yakni saluran penyampai pesan; dan
5.    Efek, yakni timbal balik atau respon atas pesan yang disampai komunikator kepada komunikan.
Lebih lanjut, agar dapat lebih mudah mendefinisikan komunikasi, Prof. Onong Uchjana Effendy M.A. membagi komunikasi menjadi dua bagian yakni pengertian komunikasi secara umum dan pengertian komunikasi secara paradigmatik.
1.1.1.   Pengertian Komunikasi secara Umum
Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari dua segi yakni pengertian komunikasi secara etimologis berdasarkan asal muasal katanya dan pengertian komunikasi secara terminologis yakni pengertian komunikasi dikaitkan dengan disiplin ilmu lainnya.

Pengertian komunikasi secara etimologis
Cangara
Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni communico yang berarti membagi. Yang dimaksud membagi adalah membagi gagasan, ide atau pikiran antara seseorang dan orang lain (Shoelhi, 2009:2).
Prof. Onong Uchjana Effendy M.A.
Communico berasal dari kata communis yang berarti sama, sama arti atau sama makna. Jadi komunikasi berlangsung apabila orang-orang yang terlibat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan (Effendy, 2002:3-4).



Drs. Mohammad Shoelhi, M.B.A., M.M
Komunikasi dalam bahasa Inggris dikenal dua macam yaitu communication dan communications. Communication adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti, sedangkan communications adalah proses komunikasi yang menggunakan alat-alat mekanis, yang biasa disebut media massa. Berdasarkan pengertian tersebut maka komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan media massa (dalam Shoelhi, 2009:2).

  Pengertian komunikasi secara termininologis
Komunikasi – Filsafat
Jalaluddin Rakhmat
Komunikasi dimaknai untuk mempersoalkan apakah hakikat komunikator-komunikan, dan bagaimana mereka menggunakan komunikasi untuk berhubungan dengan realitas di alam semesta (Rakhmat dalam Shoelhi, 2009:2).
Komunikasi – Psikologis  
Hovland, Janis, dan Kelly
Komunikasi adalah proses yang ditempuh seorang individu (komunikator) untuk menyampaikan stimulus (biasanya dengan lambang kata-kata) guna mengubah tingkah laku orang lain (komunikan). Bagi Hovland komunikasi dilakukan untuk mengubah perilaku orang lain (Rakhmat dalam Shoelhi, 2009:3).
Dance (1967)
Penggunaan komunikasi dalam ruang lingkup psikologi sebagai upaya untuk menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal yang disebut dengan komunikasi behaviorisme (Rakhmat dalam Shoelhi, 2009:3).
Komunikasi – Sosiologis
Colin Cherry (1964)
Dalam sudut pandang sosilogis komunikasi merupakan upaya untuk membuat satuan sosial yang terdari dari individu-induvidu dengan menggunakan bahasa atau tanda (Rakhmat dalam Shoelhi, 2009:3).
Harnack dan Fest (1964)
Komunikasi adalah proses interaksi di antara orang-orang untuk tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal (Rakhmat dalam Shoelhi, 2009:3).
Edwin Newmann
Komunikasi sebagai proses untuk mengubah kelompok manusia menjadi berfungsi (Rakhmat dalam Shoelhi, 2009:3).


Garry A. Stainer (1978)
Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang, kata-kata, gambar, bilangan, mimik wajah, gerak-gerik, dan apa saja yang merupakan penemuan mutakhir (Shoelhi, 2009:3).
Charles Cooley (1990)
Komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antarmanusia dan mengembangkan semua lambang pikiran bersama-sama dengan saran tertentu untuk menyiarkannya dalam ruang dan merekamnya dalam waktu (Shoelhi, 2009:3).
Komunikasi – Hewan
Prof. Onong Uchjana Effendy M.A.
Komunikasi hewan adalah komunikasi antar hewan. Contohnya gajah dengan gajah berkomunikasi, burung dengan burung berkomunikasi, dan sebagainya. Pada kenyataannya memang ada manusia yang berkomunikasi dengan hawan, misalnya polisi dengan anjing pelacak, petani pembajak sawah dengan kerbau piaraannya, dan sebagainya (Effendi, 2002: 4).



Komunikasi – Transendental
Prof. Onong Uchjana Effendy M.A.
Komunikasi transcendental adalah komunikasi dengan sesuatu yang bersifat ‘gaib’, termasuk komunikasi dengan Tuhan. Orang yang sedang sembahyang, baik yang sedang melakukan kewajibannya sebagai umat beragama ataupun yang tengah meminta sesuatu, misalnya sembahyang hajat atau sembahyang istikharah di kalangan pemeluk agama Islam, adalah tengah berkomunikasi dengan Tuhan. Tetapi konumikasi jenis ini bukan komunikasi sosial, komunikasi antarmanusia (Effendi, 2002: 4).
Komunikasi – Fisik
Prof. Onong Uchjana Effendy M.A.
Komunikasi fisik adalah komunikasi yang menghubungkan tempat yang satu dengan tempat yang lain, misalnya dia tempat yang dihubungkan oleh kereta api, bis, pesawat terbang, dan kendaraan lain, yang menyangkut manusia (Effendi, 2002: 4).

 Pengertian Komunikasi secara Paragdimatik

Menurut Effendy, komunikasi paradigmatik merupakan komunikasi yang memiliki tujuan tertentu yang dimiliki komunikan kepada komunikator. Tidak hanya komunikasi yang dilakukan sekedar bertegur sapa di kendaraan umum pada orang yang tak dikenal karena hanya untuk membunuh waktu. Karena komunikasi tersebut menurut Effendi adalah komunikasi yang tidak memiliki tujuan. Komunikasi paradigmatik sendiri biasanya dilakukan secara lisan, tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film, maupun media non massa, misalnya surat, telepon, dan papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya.

Komentar

Postingan Populer