Teknik Penelitian Komunikasi
Teknik Pengumpulan Data
Sampling
Menurut Rakhmat objek penelitian disebut sebagai populasi. Jika populasi terlalu banyak, maka akan diambil sebagian saja yang diamati. Sebagian kecil dari populasi yang diamati tersebut merupakan sampel (Rakhmat, 2009:78).
Observasi
Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai pemilihan,
pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang
berkenaan dengan organism in situ,
sesuai dengan tujuan-tujuan empiris (Rakhmat, 2009:83). Dari denifisi itu
tedapat tujuh karakteristik observasi seperti pemilihan (selection), pengubahan (provocation),
pencatatan (recording), pengodean (encoding), rangkaian perilaku dan
suasana (test of behavioral an settings),
in situ, dan tujuan empiris yang
dijelaskan terperinci oleh Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi
(2009:83-84).
a. Pemilihan
Pemilihan disini menunjukkan bahwa pengamat ilmiah
mengedit dan memfokuskan pengamatannya secara sengaja atau tidak sengaja.
Pemilihan memengaruhi apa yang diamati, apa yang dicatat, dan kesimpulan yang
diambil.
b. Pengubahan
Pengubahan berarti observasi tidak dilakukan secara
pasif. Peneliti boleh mengubah perilaku atau suasana tapa mengganggu
kewajarannya (naturalness). Mengubah perilaku artinya dengan sengaja mengundang
respon tertentu.
c. Pencatatan
Pencatatan adalah upaya merekam kejadian-kejadian dengan
menggunakan catatan lapangan, system kategori, dan metode-metode lainnya.
d. Pengodean
Pengodean berarti proses menyederhanakan catatan-catatan
yang telah dilakukan melalui metode reduksi data. Misalnya menghitung frekuensi
bermacam perilaku.
e. Rangkaian
Perilaku dan Suasana
Rangkaian Perilaku dan Suasana menunjukkan bahwa
observasi melakukan serangkaian pengukuran yang berlainan pada berbagai
perilaku dan suasana.
f. In
Situ
In
Situ berarti pengamatan kejadian dalam situasi alamiah (naturalistic) walaupun
tidak berarti tanpa menggunakan manipulasi eksperimental. Misalnya mengamati
pegawai di bengkel kerjanya, pedagang di pasar, dosen di ruangan kuliah adalah
mengamti in situ, bukan laboraturium.
Intinya adalah penelitian lapangan.
g. Tujuan
Empiris
Tujuan empiris menunjukkan bahwa observasi mempunyai
bermacam-macam fungsi dalam penelitian seperti deskripsi, melahirkan teori dan
hipoteis, atau menguji teori dan hipotesis.
Dalam penelitian ini, observasi yang penulis lakukan
adalah metode observasi tak berstuktur. Dalam observasi ini, penulis merupakan
penyunting atau editor berbagai peristiwa (Rakhmat, 2009:85). Dalam metode ini
penulis lebih bebas dan lentur (fleksibel) mengamati peristiwa. Metode
observasi tak berstuktur sendiri memiliki tiga macam teknik, yakni catatan
lapangan, catatan specimen, dan anekdot.
Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah pengumpulan dan analisis data
yang dilakukan secara serentak. Setelah merumuskan masalah, penulis mulai
mencatat dan menganalisi data secara serentak.
Catatan Spesimen (Specimen Record)
Catatan specimen adalah catatan
perincian tentang perilaku yang berlangsung dalam periode yang berlangsung
singkat berikut inferensi (kesimpulan yang dibuat oleh peneliti.
Anekdot
Anekdot adalah catatan yang bersifat objektif, ditulis
segera setelah peristiwa terjadi, dan biasanya berlangsung dalam periode yang
lama. Di sini penulis mengamati dan menuliskan perilaku secara rinci dan
cermat.
Kuisioner
Angket atau kuisioner (questionnaire) ialah penyelidikan
mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak),
dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan, diajukan secara tertulis
kepada seumlah subyek, untuk mendapatkan jawaban (tanggapan, respons) tertulis
seperlunya (Kartono, 1999:217).
Sedangkan menurut James P Chaplin (1981) angket adalah
satu set pertanyaan yang berurusan dengan satu topic yang saling berkaitan,
yang harus diawab oleh subjek (Kartono, 1999:217).
Untuk mengukur seberapa berperan rubrik Ekspresi
menyumbang peningkatan oplah HU Cianjur Ekspres, penulis juga menggunakan
kuisioner ke kepada objek penelitian.
Wawancara
Menurut Kartini Kartono interview atau wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab lisan
antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan
pada suatu masalah tertentu. Sedangkan menurut James P. Chaplin wawancara
adalah percakapan bertatap muka dengan tujuan memperoleh informasi faktual,
untuk menaksir dan menilai kepribadian individu, atau tujuan tertentu.
(Kartono, 1999:187).
Penulis sendiri tidak sepakat sepenuhnya dengan
penjelasan di atas. Karena dibuat beberapa puluh tahun ke belakang, maka
pengertian yang dijelaskan tidak terlalu sesuai dengan kondisi masa kini.
Karena menurut hemat penulis, selain tatap muka wawancara juga dapat
dilaksanakan melalui bantuan media seperti telepon, SMS, maupun live video dan audio streaming.
Komentar
Posting Komentar